Tuesday, 3 March 2015

drama:SIKAP YANG PENUH CELAKA



Suasana sore itu tampak sunyi senyap, langit tampak mendung. Terlihat di teras rumah, Ibu Rahma yang sedang menyapu. Tak lama terdengar langkah kaki Alex keluar dari dalam rumah sambil membawa tas ranselnya.
Ibu Rahma      : ”Lho, mau kemana nak?” (terkejut menatap Alex)
Alex                : “Mau les buk” (sambil merapikan lengan tangan bajunya)
Ibu Rahma      : ”Loh, bukannya hari ini hari sabtu?! Kan jadwal lesmu hari senin”
Alex                : ”Jadwalnya di ganti hari ini. Udah Bu, Alex pergi” (sambil pergi meninggalkan ibunya)
Ibu Rahma      : “ Hati-hati nak” (dengan wajah sedih melihat tingkah anaknya)
            Beberapa menit kemudian tibalah Alex di taman kota. Di sudut taman duduklah seorang perempuan berjilbab. Dia adalah Anisa, pacar Alex.
Alex                : ”ehm” (menatap wajah Anisa)
Anisa               : ”eh, ayang Alex udah datang” (tersenyum manis menyambut kedatangan Alex)
Alex                : “Pergi yuk?!!” (sambil merangkul pundak Anisa)
Anisa               : ” Loh, kamu kok gak bawa helm?” (dengan nada perhatian)
Alex                            :”Males, helmnya berat. Lagian pusing banyak pikiran” (Dengan menggandeng tangan Anisa dan menuju motor)
Anisa               : ”Ya udah, tapi hati-hati bawa motornya”
                        Alex melewati gang-gang kecil agar tidak di tilang polisi. Namun, ternyata sedang ada polisi yang melewati gang tersebut.Maka polisi berusaha menghentikan laju kendaraan Alex. Namun Alex tak mengindahkan peringatan polisi.
Polisi               :”hentikan motor mu” (suara keras dan melihat Alex)
Alex                : (tak menghiraukan)
Polisi               :”Sekali lagi saya peringatkan hentikan motor mu” (menambah volume suaranya)
Alex                : (menambah kecepatan dan kabur)
            (Terjadilah kejar-kejaran antara polisi dan Alex. Dari arah berlawanan datang mobil dengan kecepatan tinggi. Terjadilah tabrakan antara motor Alex dan mobil. Andre, si pengendara mobil melarikan diri.)
Polisi                           : “woii, jangan kabur kamu ! jangan kabur!!” (polisi berteriak kepada si pengendara mobil. Kemudian menolong Alex yang sekarat dan Anisa yang pingsan)
Alex                : “Pak,,tolong Anisa” (menatap Anisa yang sedang tergeletak)
Polisi               : “mana HP mu? Saya akan memanggil ambulance dan menelpon keluargamu”
Alex                : (mengeluarkan HP dari kantong) “sampaikan maaf ku ke ibu pak”
Polisi               : (menelpon ambulance lalu memberi kabar ke ibu Alex) “Selamat sore Ibu, kami dari kepolisian ingin memberi tahu bahwa anak Ibu  mengalami kecelakaan. Saat ini kami akan membawa anak Ibu ke rumah sakit Fatmawati”
            Ibu Rahma langsung bergegas ke rumah sakit. Tibalah Ia di rumah sakit dan bertemudengan Anisa
yang sudah siuman.
Ibu Rahma      :”Anisa, bagaimana keadaan Alex nak?” (menangis dengan penuh kekhawatiran)
Anisa               :”Alex Bu, Alex tidak tertolong” (menangis lalu memeluk Ibu Alex”
Ibu Rahma      :”Anak ku Aleeexx” (histeris)
            Suatu malam, di rumah Andre. Suasana tampak sunyi. Tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk.
Andre              : “Siapa?” (menoleh ke arah pintu dan pergi ke arah pintu)
            (tiba-tiba terdengar meja ruang tengah rumah Andre di gebrak, padahal Andre di rumah hanya sendiri.Andre menuju ruang tengah dan terlihat sosok seperti Alex)
Andre              : “Siapa kamu?” (ketakutan)
Alex                : “Aku Alex. Apa kamu lupa?” (mendekati Andre)
Andre              :”aaa,,,aku,, aku tidak bermaksud membunuhmu”
Alex                :”tapi kamu penyebab kematiaan ku. Sekarang giliranmu. hahahaha” (mendekati Andre dan mencoba mencekik lehernya)
Andre              : “Aaa,, ampun. Apa yang bisa aku lakukan agar kau mengampuni ku?” (tanya Andre ketakutan)
Alex                : (terdiam melihat Andre) “pergi ke rumahku dan mengaku bahwa kamu penyebab kematian ku”
Andre              : “baik. Akan aku lakukan”
            Siang harinya, Andre duduk termenung di teras rumahnya memikirkan cara agar Ia mampu melakukan apa yang Alex minta.
Ustadzah         : “Assalamu’alaikum”
Andre              : (diam tidak menjawab. Tenggelam dalam lamunan)
Ustadzah         : “Assalamualaikum Andre” (sedikit mengeraskan suaranya)
Andre              :”Wa’alaikum salam Ustadzhah” (menjawab dengan terkejut)
Ustadzah         :”Astagfirullah ! apa yang sedang kamu fikirkan? Sampai-sampai salam ku tak kau dengar”
Andre              : “Begini Ustadzah, kemarin saya menabrak seorang pemuda, lalu saya melarikan diri. Sekarang saya merasa di hantui oleh bayang-bayang si pemuda tersebut”
Ustadzah         : “Inalillahi. Kenapa kamu berbuat demikian Andre? Itu dosa besar”
Andre              : “Saat itu saya sedang terburu-buru mau ke acara teman saya Ustadzah. Tapi arwahnya telah meminta kepada saya untuk meminta maaf kepada keluarganya”
Ustadzah         : ”Apa yang kamu tabrak itu Alex, anak ibu Rahma, warga desa sebelah itu?”
Andre              :”iiii,,, iya Ustadzah” (menjawab dengan takut)
Ustadzah         :”Astagfirullah. Segeralah meminta maaf pada Bu Rahma. Jika kamu tidak berani, akan saya temani besok pagi”
Andre              : “Ustadzah serius?! Terima kasih Ustadzah” (tersenyum kepada Ustadzah)
Ustadzah         :”Iya. Ya sudah saya pamit dulu. Assalamu’alaikum”
Andre              :”Wa’alaikum salam”
                        Esok harinya di depan rumah Alex, terlihat Ibu Rahma dan Anisa sedang berbincang-bincang mengenang Alex. Lalu datanglah Ustadzah, Andre dan seorang polisi”
Ibu Rahma      : “gak terasa Alex udah seminggu ninggalin kita ya Nis”
Anisa               : “Iya Bu. Nisa kangen banget sama Alex. Nanti kemakam Alex ya Bu?”
Ibu Rahma      : “Iya Nis. Nanti habis sholat Ashar ya”
Ustadzah         : (datang bersama Andre) “Assalamu’alaikumBu Rahma, dek Anisa”
Ibu Rahma & Anisa    : “wa’alaikum salam” (tersenyum)
Ibu Rahma      : “Tumben Ustadzah mapir ke rumah pagi hari, di kawal nak Andre sama polisi lagi. Ada apa ya?”
Anisa               : “Mungkin Ustadzah lagi dapet pengawalan extra dari Pak Ustadz Buk hehehe”
Ustadzah         : ”Ah dek Nisa ini bisa saja. Gini lo Bu, saya mengantarkan Andre. Dia ingin berbicara sesuatu”
Ibu Rahma      : “sepertinya penting sekali. Kalau gitu silahkan duduk”
Andre              : “begini Bu Rahma, saya mau meminta maaf karna saya penyebab kematian Alex”
Ibu rahma        : “Apa??!!! Jadi kamu yang membuat Alex mati. Dasar manusia tak tau malu. Sudah membunuh anak saya sekarang berani menginjakan kaki di rumah saya” (dengan kerasnya)
Anisa               :”jahat sekali kamu Andre. Apa karna kamu anak orang kaya jadi kamu bersikap seperti ini?”
Ustadzah         :”Sabar Buk, sabar. Andre datang kemari karena suruan dari arwahnya Alex yang meminta dia untuk minta maaf”
Andre              :”iya Bu. Saya membawa Polisi ke sini sebagai bukti saya berani untuk di penjara”
Ustadzah         :”Jika Alex mampu memaafkan Andre, kenapa Bu Rahma dan dek Nisa tidak memaafkan?”
Ibu rahama      : (menatap Anisa) “jika itu memang pesan dari Alex, kami memaafkan mu Ndre.Sekarang kamu pulang saja”
Polisi               : “maaf, ini harus tetap di proses secara hukum”
Anisa               :”ya sudah, asal Andre siap menerima hukuman kita akan tempuh jalur hukum”
Andre              :”saya siap”
Polisi               :” Ayo” (Polisi memborgol tangan Andre dan membawanya ke kendaraan polisi)
Ustadzah         :”Urusan saya telah selesai,semoga kalian di beri banyak kesabaran dari Allah. saya mohon pamit Bu. Assalamu’alaikum”
Ibu Rahma dan Anisa :”Wa’alaikum salam”
            Hari-hari pun berlalu. Andre di penjara selama 7 bulan. Bu Rahma mengangkat seorang anak yatim piatu dari panti asuhan. Sedangkan Anisa menikah dengan keponakan Alex.
                       


No comments:

Post a Comment